Senin, 18 Januari 2010

Merenungi Kejadian PL dan PLH

Semua orang tiada yang mau kejadian PL / peristiwa luar biasa dan PLH / peristiwa luar biasa terjadi di tanah air. Terlebih di mancanegara meski terkadang luput dari perhatian kita karena.... sebagian atau banyak dari kita yang pasti akan berkata "Untung di luar negeri" dan "Oh... di luar negeri....". Saya justru berbeda dari kalian, dari semua orang dan dari sebagian individu yang kurang mencemasi para korban seperti layaknya sekedar korban kelaparan di negara miskin, bahkan peristiwa lainnya.

Semoga yang saya ketik di atas tidak salah persepsi. Saya cuma ingin menyampaikan rasa keprihatinan tidak sebatas menonton dari tayangan TV atau pun juga membaca dari media cetak lainnya. Meski sulit melibatkan diri minimal dengan cara beramal, setidaknya kita mulai dari rasa terketuk kita turut prihatin yang luar biasa meski tidak dapat kita gapai. Terlebih peristiwa yang menimpa perkereta apian.

Berikut beberapa postingan foto yang saya lakukan demi peringatan PLH di beberapa lokasi yang saya telusuri :

Selasa, 29 Desember 2009

Solusi Pencapaian Yang Tiada Jalan Keluarnya

Kemelut dalam tubuh PT. KA seringkali menimbulkan komentar positif dan negatif dari para konsumennya. Termasuk kami yang railfans terlebih masyarakat umum pengguna jasa KA atau pun juga sekedar menumpangi layanan KA seperti menyeberangi perlintasan KA, memotret panorama seputar KA, mencari lahan tempat tinggal dekat KA dan masih banyak problematika.
Foto kiri ini aku dikala sedang berada di dipo stasiun Tanah Abang pada sekitar bulan Januari 2008 silam. Tampak Tramtib di rangkaian TTW siap menyapu bersih pemukiman kumuh di pinggir petak rel kawasan Duri hingga Angke.
Foto tengah aku di stasiun Jakarta Kota tampak persiapan ticketing yang gak kunjung dioperasiin.
Foto kanan tampak para calon penumpang KRL AC Sudirman Ekspres di stasiun Tanah Abang yang sore itu ingin menuju ke arah Bintaro dan Serpong. Rangkaian KRL baru tiba di jalur 5 saja sudah tidak sabar menunggu hingga batas peron. Mereka tidak mengkuatirkan akan tersambar KRL yang datang dengan kecepatan cukup penuh. Begitu pintu terbuka, tidak peduli di dalamnya ada para penumpang yang berada di dalam hendak keluar dari KRL. Yang penting mereka lekas dapat tempat duduk dengan cara berebut masuk.

Sabtu, 30 Mei 2009

Stasiun Tanjung Barat


Kemegahan bagaikan loket bioskop 21. Sayang, koridor Serpong - Jakarta belum bisa menyainginya. Nampaknya terlalu jauh untuk digapai secepat mungkin.....
Ketiadaan pra sarana lampu lalu lintas untuk penyeberang jalan layaknya di Jl. Medan Merdeka Barat dan Jl. Medan Merdeka Selatan di Jakarta Pusat mengurangi keindahan serta ketertiban. Tetapi moda transportasi angkutan umum bus, Mikrolet dan angkot pada masih tertib koq...





Rabu, 04 Maret 2009

Perjalananku Bersama Orang2 Kenalan

Tidak aku sangka saat awal - awal peresmian KRL Ekonomi AC Ciliwung aku segerbong dengan pak Akhamd Sujadi sang Kahumas Daops I Jakarta. Akku pun ditanyain mau ke mana. Aku jawab saja mau jalan - jalan. Turunya di stasiun Sudirman. Hehe... padahal naiknya dari stasiun Tanah Abang. Yah.... namanya juga railfans.

Tidak mau disia - siakan, aku pun berfoto dengannya di dalam gerbong yang sepi penumpang dan tentunya AC-nya yang dingin hingga berita ini aku ketik. Keceriaan tampak muncul diwajah kami. Rasa senang telah bertemu dengannya dan menaiki KRL yang masih beraroma wangi kayak yoghurt rasa jeruk tersebut tidak - sia - sia aku rasakan.

Meski demikian perjalanannya menyenangkan, namun selepas stasiun Manggarai aku malah ditagih karcis suplisi karena selepas stasiun Manggarai aku tidak membeli karcis seharga Rp 5.000,00 kembali saat itu. Karea stasiun Manggarai dianggap sebagai stasiun awal dan akhir dari perjalanan si Ciliwung. Makanya wajar kalau si KRL Ciliwung tersebut berhenti cukup lama di stasiun Manggarai. SIAL!!!

Lokasi = Di dalam KRL Ekonomi AC Ciliwung pada bulan November 2007.

Tidak mau ketinggalan momen lainnya sang KP / kondektur perjalanan pun aku foto juga bersama petugas kebersihan KRL Ciliwung pastinya. Saat itu aku dalam perjalanan seperti biasa memutari Jakarta hingga berakhir di stasiun Manggarai. Kondisi gerbong tetap sepi. Palingan cuma terisi beberapa penumpang saja.

Namun, belakangan KS sendiri seringkali beberapa teledor dengan menganggap para penumpang sudah tahu. Pernah kejadian ada yang mau turun di stasiun Jakarta Kota. Bukannya diarahin turun di stasiun Kampung Bandan, tetapi malah keterusan hingga terbawa ke stasiun Angke. Yang pada kesasar pun pada turun mencar. Smeoga tidak termasuk sosok yang berada difoto aku ini.

Kesempatan hanya sekali aku alami. Kapan lagi aku mengalami hal yang beginian? Mungkin bagi sebagian railfans sih sudah gak asing lagi, malah sering berfoto dengan yang seperti ini. Seperti yang aku alami saat menjelang keberangkatanku kembali ke kota Jakarta seusai menunaikan misi menikmati suguhan pernak - pernik lokomotif diesel yang berada di Balai Yasa / BY Pengok di koya gudeg Yogyakarta.

Tampak difoto aku bersama Irfan saudara sepupuku dari keluarga besarnya mamaku dan om Didit adik iparnya dari kakaknya mamaku. Sang pramugari tampak terlihat cantik mengenakan setelah topi9 bundar dan rok yang pendek. Setelan baju dan rok biru muda kehijau daunan terkesan segar dan ramah. Memang benar demikian adanya.

Lokasi = Di stasiun Solo Balapan saat mau berangkat dengan KA Argo Lawu pada bulan Juni 2004 silam.

Yang gak kalah senang dan bahagianya aku saat aku berada di sekeliling pecinta kereta api di dipo lokomotif Jatinegara pada bulan September 2005 silam. Dalam rangka pemotretan para penggila EDAN SEPUR di ruvbrik Hobi dan Komunitas koran KOMPAS kami pun dipanggil. Bayangin aja.... aku bela - belain diri sepulang dari kampus untuk mampir dulu ke stasiun Manggarai dengan naik KRL Ekonomi ke arah Bekasi. Debu dan rasa sedikit lelah karena hawa panas yang cukup menyengat aku pertaruhkan demi sesi pemotretan tersebut. Padahal rasa lelah semakin terasa.

Usai itu, kami berpisah berpencar. Kalau tidak karena klakson si CC 201 yang baru keluar dari dipo saat aku berjalan kaki di kegelapan malam rel KA, apa jadinya yah??? Ada lok langsir hendak melintas. Bersyukur aku masih bisa salah Maghrib di mushola sisi utara stasiun Jatinegara. Aku sempat menyaksikan rangkaian KA Serayu hendak berangkat menuju Kroya di kegelapan malam dan terangnya lampu - lampu di stasiun Jatinegara.

Kebiasaan Unik Para Penggila Sepur

Ada saja tingkah para pelaku edan sepur yang satu ini. Memotret obyek sebuah peron KA dengan cara seperti ini.

Mohon jangan ditiru apabila tidak profesional!

Jangan ditiru karena :
1. Medannya yang tinggi dan curam untuk dipanjat, apalagi saat turun.
2. Mengkawatirkan keberadaan fasilitas pra sarana semacam sinyal eletrik kayak gini.
3. Hampir meniru gaya vandalisme meski bertujuan untuk tidak merusak.
Lokasi = Stasiun Kebayoran, Jakarta Selatan pada tanggal 26 Juni 2008.

Demi mempertahankan keberadaan rel penghubung antara stasiun Tj. Priok dengan stasiun Jakarta Kota saya berusaha untuk mengabadikan perjalanan KRL Ekonomi Hitachi saat sedang berlaju meninggalkans tasiun Ancol menuju kie stasiun JAkarta Kota sebagai stasiun akhir. Rel yang sempat mati suri karena kalah bersaing dengan keberadaan WTC Mangga Dua ini akan dihidupkan kembali secara perlahan tapi pasti. Tentu saja berkat jasa pak Akhad Sujadi Kahuams Daops I Jakarta dengan didukung oleh yang lain yang sulit untuk saya sebutkan semuanya.
Lokasi = Petak rel antara Kota - Priok pada tanggal 21 Desember 1997.